Custom Search

Thursday, July 8, 2010

Bola Dari Sisi Spiritual

Bola Dari Sisi Spiritual

Sekarang lagi berlangsungnya perhelatan sepak bola Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, diseluruh pelosok dunia lagi hangat-hangatnya membicarakan tentang bola. Termasuk juga di Indonesia.
Bahkan di Bali, bendera para peserta piala dunia berkibar dimana-mana mengalahkan perayaan hari proklamasi kita yang jatuh pada tanggal 17 Agustus.
Ternyata bola itu ada falsafahnya juga,dari sisi spiritual bola juga ada maknanya, ini saya kutip dari Facebooknya Berkas Cahaya Kesadaran isinya :

Seorang siswa bertanya kepada Guru-nya: “Guru...mengapa orang-orang sedemikian menggandrungi sepak-bola?”

“Ada dua sebab utama anakku...”, jawab Sang Guru, “yang pertama adalah karena bola itu bundar, dan yang kedua adalah bola tidak pernah memprotes walau terus-menerus disepak-sepak, diinjak-injak serta disundul-sundul”.
Sesuatu yang bundar akan tetap terlihat sama darimanapun kita melihatnya. Sesuatu yang bundar, sebetulnya tidak punya sisi atas pun bawah, depan pun belakang, kiri pun kanan, sejauh ia tetap sama dari semua sisi, dari semua sudut pandang. Disamping ini tidak akan mengundang persepsi keliru terhadapnya, bentuk bundar atau bulat juga menimbulkan kesan utuh, konservasi energi dan keseimbangan. Kalau bentuk-bentuk persegi —yang bersudut runcing— memboroskan energi lewat sudut-sudut runcingnya itu, maka yang bundar atau bulat tidak. Alih-alih memboroskan energi, ia malah mengkonservasi energi.

Bola juga bisa bertumpu dengan seimbang, dengan mantap, pada sembarang sisinya ,sesuatu yang tidak mungkin ditemui pada bentuk-bentuk persegi. Ini menyimbulkan keseimbangan yang mantap sekaligus dinamis karena mudah bergerak, nyaris tanpa gesekan yang berarti dengan bidang tempat ia bergerak. Ia tidak-pernah-tidak bergerak menuju titik-titik ‘keseimbangan temporer’-nya itu.

Ya ...bola yang bundar itu juga menyimbulkan kesabaran dan keadilan luar biasa. Seperti kata Sang Guru itu, “....bola tidak pernah memprotes walaupun terus-menerus disepak-sepak, diinjak-injak dan disundul-sundul”. Dimanapun ia ditempatkan, apakah di telapak kaki, di bawah kaki, atau di atas kepala sekalipun, ia bisa tetap seimbang tanpa mengurangi kemampuannya untuk bergerak bebas dengan mudah, sangat “mobile” namun tetap stabil.
Daripadanya ... kita sebetulnya bisa menjadikan bola atau bentuk bundar itu, sebagai simbul seorang yogi, seorang penekun di jalan spiritual yang telah mencapai kesempurnaannya. Beliau bisa penuh energi, bisa sangat dinamis, namun tetap seimbang dan stabil karena penuh kesadaran, kesabaran juga adil.

No comments:

Post a Comment